Starbucks versi BPJS: "Budget Pas-pasan Jiwa Sosialita"



Gerai Starbucks terkenal dengan minumannya yang mewah, dengan harga yang sering kali tinggi. Namun, baru-baru ini muncul sebuah alternatif yang lebih terjangkau, yakni minuman Starbucks versi kaleng, yang masyarakat juluki sebagai “Budget Pas-pasan Jiwa Sosialita” atau BPJS. Minuman kalengan ini sedang hangat dibicarakan di media sosial karena dianggap bisa memberikan pengalaman ngopi premium dengan harga yang terjangkau.

Minuman Starbucks versi kaleng hadir dengan harga yang jauh lebih ramah di kantong, hanya sekitar Rp 15 ribu per kaleng. Sebuah alternatif menarik jika dibandingkan dengan harga minuman Starbucks yang biasanya dimulai dari Rp 40 ribuan di gerai resminya. Minuman ini tersedia dalam dua varian, yaitu Doubleshot Espresso rasa Espresso Latte dan Mocha. Varian ini memberikan pilihan kepada para pecinta kopi untuk menikmati kualitas Starbucks tanpa harus mengeluarkan banyak uang.

Pertanyaannya, apakah langkah Starbucks ini adalah sebuah kesalahan besar yang dapat merusak citra merek mereka yang selama ini dikenal sebagai kopi premium? Pertanyaan ini muncul karena ada kekhawatiran bahwa minuman versi kaleng ini mungkin dapat mengurangi daya tarik dari gerai fisik Starbucks dan harga kopi premium mereka.

Namun, kenyataannya tidak demikian. Meskipun munculnya minuman Starbucks versi kaleng, gerai Starbucks tidak mengalami penurunan kinerja. Saldo di kartu Starbucks card tetap naik, dan pembelian kopi di kedai fisik Starbucks pun tetap meningkat. Minuman kaleng ini tampaknya tidak menghentikan minat konsumen untuk tetap menikmati kopi di kedai Starbucks.

Pendapatan dari divisi minuman di Starbucks masih menempati peringkat pertama dalam laporan penjualan mereka. Porsi terbesar jelas dari Starbucks, yang memegang mayoritas gerai di seluruh dunia. Terlebih lagi, Starbucks terus berkembang, dengan membuka 23 gerai baru hingga Mei tahun ini.

Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Starbucks memperluas bisnisnya ke pasar minuman kaleng yang lebih terjangkau, ini tidak mengganggu kinerja bisnis utama mereka. Starbucks tampaknya telah menemukan cara untuk mencapai pangsa pasar yang lebih luas tanpa mengorbankan kualitas dan citra merek mereka.

Pengalaman Starbucks tetap menjadi pilihan premium, dan minuman kaleng hanya menjadi alternatif yang memungkinkan lebih banyak orang menikmati cita rasa Starbucks tanpa harus merogoh kocek terlalu dalam. Itu membuktikan bahwa Starbucks telah berhasil memadukan kedua dunia ini dengan baik dan menjaga integritas mereknya dalam prosesnya.

Posting Komentar

0 Komentar